Jumat, 02 Oktober 2009

Masih Tentang Bioetanol

Kabupaten Wonogiri mempunyai potensi besar dalam memproduksi bioetanol dari ubi kayu dan ikut berperan serta dalam mengembangkan sumber energi alternatif sebagai substitusi bahan bakar minyak Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari fermentasi alkohol dari ubi kayu dan digunakan untuk mengetahui rendemen dan kadar etanol yang dihasilkan dan menggunakannya sebagai dasar untuk scale up industri bioetanol. Penelitian fermentasi dilakukan dengan skala laboratorium dengan menggunakan fermentor volume 2 liter, dengan yeast komersil dan pada kondisi suhu ruang. Fermentasi dilakukan selama 72 jam dan dengan berbagai variasi massa yang digunakan dilakukan pada kondisi yang sama. Hasil akhir yang diamati adalah kadar etanol.
Hasil penelitian menunjukkan rendemen turun dengan naiknya jumlah massa bahan (0,5 kg, 1 kg, 1,5 kg dan 2 kg) yang digunakan dengan mengikuti pola Y = 46,4348 + 32.1869 X + 19,885197 X2 , dimana Y adalah rendemen yang dihasilkan dan X adalah jumlah massa yang digunakan. Kadar etanol menurun dengan sejalan meningkatnya jumlah massa bahan (0,5 kg, 1 kg, 1,5 kg dan 2 kg) yang digunakan dengan mengikuti pola Y = 24,6075 – 9,003 X + 1,69 X2 , dimana Y adalah kadar etanol yang dihasilkan dan X adalah jumlah massa yang digunakan. Dengan menggunakan kedua pola tersebut dilakukan scale up industri bioetanol dengan menggunakan 1 % produksi ubi kayu di Kabupaten Wonogiri 1.163.530,367 ton, maka kapasitas produksi ditentukan 11.635 ton per tahun dengan asumsi jam kerja pertahun adalah 300 hari, kapasitas produksi yaitu 39 ton diolah dalam waktu 3 hari. Jadi dalam 1 hari bahan baku yang diolah adalah 13 ton per hari akan dihasilkan rendemen 1,3 ton etanol / hari dengan kadar etanol fermentasi 19,5 %.
BEP untuk produksi etanol berdasarkan hasil scale up adalah Rp. 3.211,- perliter dengan asumsi harga jual Rp. 6.000,-. Nilai waktu pengembalian modal (POT ) adalah 2,96 tahun dan ROI 0,33 %.

Kata Kunci : Ubi kayu, Fermentasi, Scale Up, Rendemen.


ABSTRACT
Energical crisis Indonesia happening since five years ago caused the emerge of using alternative source of energys one of them is bioetanol. Wonogiri regency is the third biggest producer of cassava in Indonesia that has a potency to produce bioetanol. This study is aimed to fine and the yield of cassava from Wonogiri regency used as the process scale up.
Scale up in bioetanol industry in Wonogiri was started with etanol fermentation with cassava as the raw material in laboratory to obtain maximum production. The data from Dinas Pertanian and BKS revealed that the total production of this regency is 11.635,3 ton per year.
From the research of alcohol fermentation with cassava as raw material with mass variation resulted the average production as follows.
Y = 46,4348 + 32.1869 X + 19,885197 X2

From that equivalent it showed D with minus valve, this the maximum production is unlimited. Wonogiri has potential to develop industries based on agriculture especially from biomass up to bioetanol. The economical account with yield 13 % revealed that BEP of production is 35.060 liter / year and BEP of price is Rp 3.702 perliter. Both of BEP can be accepted because it is planned that a company can produce 66.300 liter per year and the price of bioetanol 95 % is stable in Rp. 7.000 up to Rp. 7500.


Key words : Cassava, Fermentation, Scale up, Yield.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar