Jumat, 02 Oktober 2009

Kumpulan Puisi

DOA IBU

Tidak ada doa yang tak terjawab.
Ketika keyakinan diri semakin terjerembab.
Ribuan kali ibu menguatkan pengharapan.
Atas jawaban dan doa yang tak kunjung terkabulkan.

“Ambil air wudhu cah ayu...!”
“Basuh muka dan juga hatimu”
”Rangkai doa bagai syair dan lagu”
Petuah ibu yang terasa menyiksaku,Dulu...!

Dan kini ketika nalar mulai bicara.
Apa kata bunda bukanlah dusta.
Pinangan nasib bukan tak terencana.
Ranum nikmatMu tak putus kuterima.

Tidak heran ketika surga.
Memilih tempat ditelapak kaki bunda.
Setiap inchi tubuhku terbalut doa.
Atas nama pengharapan dan cinta.

Perjalananan panjang membuka hati.
Semakin lama kuasaMu aku mengerti.
Kecil dan hina dihadapanMu,
Ampuni ku Tuhan pemilik kalbu




Wonogiri,Akhir Agustus 2007


KETIKA SEHAT BEGITU BERARTI

Serambi depan foto keluarga tergantung.
Dingin dan terpasung.
Tawa lepas adik,senyum bijak bapak berlalu.
Sekarang terpendam dingin dan beku.

Duh Gusti ,cobaan ini tak pernah terbayang.
Semua yang kucinta lepas melayang.
Karena penyebab yang sama mereka berlalu.
Kangker membuat ku menjadi sendiri terpaku.

Perih menikam tepat ulu hati hingga luka berdarah.
Ketika kuharus mengantar jasad berkalang tanah.
Siapa yang berani menolak rencana.
Ketika Tuhan menunjukkan kuasa.

Baru terasa ,sehat nikmatMu yang tak ternilai.
Ketika setiap Rupiah menjadi bingkai.
Dari pertaruhan hidup dan mati.
Dan nilai uang menjadi tak berarti.

Yogya,Juli 2007

TEGUH

Nak,terlelapkah engkau malam ini ?
Bisakah melewati gerbang mimpi.
Padahal bunda tahu perut mu tak terisi.
Hanya sepotong roti mengganjal dari pagi.

Puas kupandang wajah malaikat ku teduh.
Kuambil harta ku yang tersisa mukena lusuh
Kupanjat doa ,semoga dalam mimpi kau dapatkan.
Yang tidak dapat bunda berikan.

Tuhan ucap syukur tulus ku panjatkan.
Tak apa ,walau didera kemiskinan.
Asal jangan sampai iman tergadaikan.
Aku yakin tak kan kau berikan cobaan diluar kemampuan.

Mbarek – Yogya Agustus 2007


CURAHAN HATI

Jogja,Selamat Pagi.....!
Bagaimana kabarmu hari ini ?
Selalu sehat kan sahabat .
Terimakasih menemaniku hingga malam terlewat.

Tumpukan tugas tak lagi menghalangi pandang.
Setelah semalaman melawan kantuk yang tak henti menyerang.
Jogja,maafkan aku ya....!
Bukannya memanfaatkan,tetapi disini aku mengejar cita.

Untuk daerahku ditimur sana.
Yang selalu menunggu apa yang akan aku bawa.
Setia menanti,sampai purna studi.
Akan ku bungkus ilmuku bak pundi-pundi.

Ditengah ladang gaplek nantinya aku kembali.
Meniti cita-cita yang dulu hanya sebatas mimpi.
Kusulap ladang ini menjadi sumber Energi.
Dan mewujutkan apa yang dulunya tak terbeli.

Jogja,jangan bosan dengarkan cerita.
Disini jauhku dari pelukan keluarga.
Tak ada rekan untuk berbagi.
Kalau kau beranjak pergi.

Jogja,biasanya sepagi ini ,aku sudah dijalan.
100 kilometer kutempuh dengan kendaraan.
Jadi guru memang pilihan.
Berbagi ilmu ,mengembangkan wawasan.

Jogja,aku mulai ngelantur ya....!
Ditempatmu aku numpang hidup,walau tak lama.
Gaplek ditempatku menunggu untuk dijamah.
Hingga tidak lagi hanya sebagai sampah.

Ya,aku ingin Gaplek nantinya menjadi mutiara.
Biar saudaraku ,tidak lagi merantau untuk menjadi pekerja.
Atau keluar negeri sebagai pembantu.
Yang ujung-ujungnya disiksa atau tertipu.


Bioetanol,kunci dari mimpi.
Setelah sekian lama hanya sekedar ilusi.
Sumber energi alteratif masa depan.
Menjawab tantangan jaman.

Jogja,...Terik Matahari mengganggu.
Maaf membuatmu terkantuk menunggu.
Tapi yakinlah ini bukan bualan.
Tapi mimpi yang menunggu waktu untuk menjadi kenyataan.

Sudah ya,kututup dulu jendela ini.
Karena sebentar lagi aku harus mandi.
Dosen dan segudang ilmu menanti.
Akan kujejal diotak dan semoga semangatku tetap terpatri.

Jogja,benar-benar aku mau pergi.
Tapi janji, nanti malam kamu datang menemani.
Menyelesaikan tugas yang akan aku jemput.
Berkutat dengan rumus sampai malam beranjak larut.

Yogyakarta,Awal September 2007

CINTA DARI MASA LALU

Kuhirup bau kotamu .......
Ketika menjelang shubuh kaki kujejakkan
Dipongahnya tanah sampah serakan
Yang hanya menawarkan dua pilihan
Hidup atau terbuang .................

Tapi kenapa, bak panas tersentuh gerimis
Sekarang bagiku engkau teramat manis
Ketika kembali cuilan episode cinta engkau suguhkan
Hingga tanpa sadar kurangkul ranum indahnya roman

Akankah aku terjebak ditengah pusaran
Ketika deru cinta tak lagi tertahan
Kutolak mentah ketika logika bicara
Tak apalah walaupun sosokmu tak lagi nyata

Goblok memang !!!
Dan sedang kunikmati ketololan yang sedang kusandang
wujudku yang lalu tak lagi tersisa
Yang berbusa bicara realita
Ah,..kenapa angan yang terbuang
Datang walaupun tinggal bayang
Tapi bagiku kedatanganmu kembali
Membuat taman hati menjadi berpenghuni

Jakarta 11 Desember 2007


BINGKISAN AKHIR TAHUN 1

Terimakasih,mungkin ini caramu
Agar aku lenyap dari bayangan
Mungkin kehadiranku tak lebih bagai debu
Yang seharusnya kau singkirkan

Tak seharusnya airmata ini tertumpah
Kalau sebelumnya aku mencoba lebih mengenali
Karena ternyata waktu tak mampu mengubah
Sosok yang selama ini menempati tahta hati

Mengagungkan cinta tidak lebih bualan
Tidak menjanjikan kebahagiaan
Ada kalanya mata dibuat buta
Sehingga tidak nampak surga seharusnya

Ketika malaikat menyediakan diri
Tidak sekedar jadi sahabat
Tetapi menyodorkan hati suci
Yang ada malah sering kuperalat

Tanpa kau mintapun aku pergi
Mungkin rentetan masa lalu kisah
Skenario hidup yang memang dijalani
Dan cerita kita anggaplah sampah

Aku terbiasa dicinta
Bukan sebagai bagian kisah pecundang
Dan yang hanya datang saat diminta
Tanpa harus menuntut kepingan sayang

Sekali lagi ,aku coba lupakan
Semuanya tentang masalalu
Dan hidup memang jalan kedepan
Kututup lembaran bersamamu sebagai episode tabu


Wonogiri Akhir Tahun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar