Rabu, 02 Desember 2009

Konversi ubi kayu menjadi bioetanol

Preparasi bahan meliputi pengupasan ubi kayu, kemudian dilakukan penimbangan untuk mengambil sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan, pencucian ubi kayu dilakukan sebelum dilakukan pemarutan dengan menggunakan pemarut yang mempunyai jarak gigi 0,5 cm x 0,5 cm, dilanjutkan langkah-langkah liquefaction yaitu menambahkan air dengan perbandingan 8:1 pada parutan ubi kayu, diaduk dan dipanaskan sampai suhu 1000C dengan menggunakan kompor gas dimana tepung-tepung yang bebas akan mengalami gelatinasi (mengental seperti jelly) seiring dengan kenaikan suhu. Dan dibiarkan mendidih selama 30 menit.
Tahap sakarifikasi (pemecahan gula kompleks menjadi gula sederhana) yaitu dengan mendinginkan hidrolisat hingga dibawah 35oC penambahan asam sulfat untuk mencapai pH yang diinginkan yaitu antara 4-5 diukur dengan pH-meter. Penambahan Urea per kg bahan baku 1,3 gram, NPK per kg bahan baku 0,28 gram bahan baku .
Proses fermentasi dimaksudkan untuk mengubah glukosa menjadi ethanol / bioethanol (alkohol) dengan menggunakan yeast. Dengan memasukan hidrolisat pada botol fermentor, kemudian proses peragian dengan menggunakan Fermipan (kemasan sachet berisi 1,1 gram yang diperuntukan untuk 1 kg bahan baku). Dan dalam waktu 3 x 24 jam hasil fermentasi diambil.
Dipisahkan antara limbah padat dengan larutan alkohol yang masih bercampur dengan air. Langkah berikutnya dilakukan penyulingan dengan ketel suling (dandang) dan pemurniannya dengan dengan distilasi bertingkat.

Jumat, 02 Oktober 2009

Kumpulan Puisi

DOA IBU

Tidak ada doa yang tak terjawab.
Ketika keyakinan diri semakin terjerembab.
Ribuan kali ibu menguatkan pengharapan.
Atas jawaban dan doa yang tak kunjung terkabulkan.

“Ambil air wudhu cah ayu...!”
“Basuh muka dan juga hatimu”
”Rangkai doa bagai syair dan lagu”
Petuah ibu yang terasa menyiksaku,Dulu...!

Dan kini ketika nalar mulai bicara.
Apa kata bunda bukanlah dusta.
Pinangan nasib bukan tak terencana.
Ranum nikmatMu tak putus kuterima.

Tidak heran ketika surga.
Memilih tempat ditelapak kaki bunda.
Setiap inchi tubuhku terbalut doa.
Atas nama pengharapan dan cinta.

Perjalananan panjang membuka hati.
Semakin lama kuasaMu aku mengerti.
Kecil dan hina dihadapanMu,
Ampuni ku Tuhan pemilik kalbu




Wonogiri,Akhir Agustus 2007


KETIKA SEHAT BEGITU BERARTI

Serambi depan foto keluarga tergantung.
Dingin dan terpasung.
Tawa lepas adik,senyum bijak bapak berlalu.
Sekarang terpendam dingin dan beku.

Duh Gusti ,cobaan ini tak pernah terbayang.
Semua yang kucinta lepas melayang.
Karena penyebab yang sama mereka berlalu.
Kangker membuat ku menjadi sendiri terpaku.

Perih menikam tepat ulu hati hingga luka berdarah.
Ketika kuharus mengantar jasad berkalang tanah.
Siapa yang berani menolak rencana.
Ketika Tuhan menunjukkan kuasa.

Baru terasa ,sehat nikmatMu yang tak ternilai.
Ketika setiap Rupiah menjadi bingkai.
Dari pertaruhan hidup dan mati.
Dan nilai uang menjadi tak berarti.

Yogya,Juli 2007

TEGUH

Nak,terlelapkah engkau malam ini ?
Bisakah melewati gerbang mimpi.
Padahal bunda tahu perut mu tak terisi.
Hanya sepotong roti mengganjal dari pagi.

Puas kupandang wajah malaikat ku teduh.
Kuambil harta ku yang tersisa mukena lusuh
Kupanjat doa ,semoga dalam mimpi kau dapatkan.
Yang tidak dapat bunda berikan.

Tuhan ucap syukur tulus ku panjatkan.
Tak apa ,walau didera kemiskinan.
Asal jangan sampai iman tergadaikan.
Aku yakin tak kan kau berikan cobaan diluar kemampuan.

Mbarek – Yogya Agustus 2007


CURAHAN HATI

Jogja,Selamat Pagi.....!
Bagaimana kabarmu hari ini ?
Selalu sehat kan sahabat .
Terimakasih menemaniku hingga malam terlewat.

Tumpukan tugas tak lagi menghalangi pandang.
Setelah semalaman melawan kantuk yang tak henti menyerang.
Jogja,maafkan aku ya....!
Bukannya memanfaatkan,tetapi disini aku mengejar cita.

Untuk daerahku ditimur sana.
Yang selalu menunggu apa yang akan aku bawa.
Setia menanti,sampai purna studi.
Akan ku bungkus ilmuku bak pundi-pundi.

Ditengah ladang gaplek nantinya aku kembali.
Meniti cita-cita yang dulu hanya sebatas mimpi.
Kusulap ladang ini menjadi sumber Energi.
Dan mewujutkan apa yang dulunya tak terbeli.

Jogja,jangan bosan dengarkan cerita.
Disini jauhku dari pelukan keluarga.
Tak ada rekan untuk berbagi.
Kalau kau beranjak pergi.

Jogja,biasanya sepagi ini ,aku sudah dijalan.
100 kilometer kutempuh dengan kendaraan.
Jadi guru memang pilihan.
Berbagi ilmu ,mengembangkan wawasan.

Jogja,aku mulai ngelantur ya....!
Ditempatmu aku numpang hidup,walau tak lama.
Gaplek ditempatku menunggu untuk dijamah.
Hingga tidak lagi hanya sebagai sampah.

Ya,aku ingin Gaplek nantinya menjadi mutiara.
Biar saudaraku ,tidak lagi merantau untuk menjadi pekerja.
Atau keluar negeri sebagai pembantu.
Yang ujung-ujungnya disiksa atau tertipu.


Bioetanol,kunci dari mimpi.
Setelah sekian lama hanya sekedar ilusi.
Sumber energi alteratif masa depan.
Menjawab tantangan jaman.

Jogja,...Terik Matahari mengganggu.
Maaf membuatmu terkantuk menunggu.
Tapi yakinlah ini bukan bualan.
Tapi mimpi yang menunggu waktu untuk menjadi kenyataan.

Sudah ya,kututup dulu jendela ini.
Karena sebentar lagi aku harus mandi.
Dosen dan segudang ilmu menanti.
Akan kujejal diotak dan semoga semangatku tetap terpatri.

Jogja,benar-benar aku mau pergi.
Tapi janji, nanti malam kamu datang menemani.
Menyelesaikan tugas yang akan aku jemput.
Berkutat dengan rumus sampai malam beranjak larut.

Yogyakarta,Awal September 2007

CINTA DARI MASA LALU

Kuhirup bau kotamu .......
Ketika menjelang shubuh kaki kujejakkan
Dipongahnya tanah sampah serakan
Yang hanya menawarkan dua pilihan
Hidup atau terbuang .................

Tapi kenapa, bak panas tersentuh gerimis
Sekarang bagiku engkau teramat manis
Ketika kembali cuilan episode cinta engkau suguhkan
Hingga tanpa sadar kurangkul ranum indahnya roman

Akankah aku terjebak ditengah pusaran
Ketika deru cinta tak lagi tertahan
Kutolak mentah ketika logika bicara
Tak apalah walaupun sosokmu tak lagi nyata

Goblok memang !!!
Dan sedang kunikmati ketololan yang sedang kusandang
wujudku yang lalu tak lagi tersisa
Yang berbusa bicara realita
Ah,..kenapa angan yang terbuang
Datang walaupun tinggal bayang
Tapi bagiku kedatanganmu kembali
Membuat taman hati menjadi berpenghuni

Jakarta 11 Desember 2007


BINGKISAN AKHIR TAHUN 1

Terimakasih,mungkin ini caramu
Agar aku lenyap dari bayangan
Mungkin kehadiranku tak lebih bagai debu
Yang seharusnya kau singkirkan

Tak seharusnya airmata ini tertumpah
Kalau sebelumnya aku mencoba lebih mengenali
Karena ternyata waktu tak mampu mengubah
Sosok yang selama ini menempati tahta hati

Mengagungkan cinta tidak lebih bualan
Tidak menjanjikan kebahagiaan
Ada kalanya mata dibuat buta
Sehingga tidak nampak surga seharusnya

Ketika malaikat menyediakan diri
Tidak sekedar jadi sahabat
Tetapi menyodorkan hati suci
Yang ada malah sering kuperalat

Tanpa kau mintapun aku pergi
Mungkin rentetan masa lalu kisah
Skenario hidup yang memang dijalani
Dan cerita kita anggaplah sampah

Aku terbiasa dicinta
Bukan sebagai bagian kisah pecundang
Dan yang hanya datang saat diminta
Tanpa harus menuntut kepingan sayang

Sekali lagi ,aku coba lupakan
Semuanya tentang masalalu
Dan hidup memang jalan kedepan
Kututup lembaran bersamamu sebagai episode tabu


Wonogiri Akhir Tahun

Masih Tentang Bioetanol

Kabupaten Wonogiri mempunyai potensi besar dalam memproduksi bioetanol dari ubi kayu dan ikut berperan serta dalam mengembangkan sumber energi alternatif sebagai substitusi bahan bakar minyak Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari fermentasi alkohol dari ubi kayu dan digunakan untuk mengetahui rendemen dan kadar etanol yang dihasilkan dan menggunakannya sebagai dasar untuk scale up industri bioetanol. Penelitian fermentasi dilakukan dengan skala laboratorium dengan menggunakan fermentor volume 2 liter, dengan yeast komersil dan pada kondisi suhu ruang. Fermentasi dilakukan selama 72 jam dan dengan berbagai variasi massa yang digunakan dilakukan pada kondisi yang sama. Hasil akhir yang diamati adalah kadar etanol.
Hasil penelitian menunjukkan rendemen turun dengan naiknya jumlah massa bahan (0,5 kg, 1 kg, 1,5 kg dan 2 kg) yang digunakan dengan mengikuti pola Y = 46,4348 + 32.1869 X + 19,885197 X2 , dimana Y adalah rendemen yang dihasilkan dan X adalah jumlah massa yang digunakan. Kadar etanol menurun dengan sejalan meningkatnya jumlah massa bahan (0,5 kg, 1 kg, 1,5 kg dan 2 kg) yang digunakan dengan mengikuti pola Y = 24,6075 – 9,003 X + 1,69 X2 , dimana Y adalah kadar etanol yang dihasilkan dan X adalah jumlah massa yang digunakan. Dengan menggunakan kedua pola tersebut dilakukan scale up industri bioetanol dengan menggunakan 1 % produksi ubi kayu di Kabupaten Wonogiri 1.163.530,367 ton, maka kapasitas produksi ditentukan 11.635 ton per tahun dengan asumsi jam kerja pertahun adalah 300 hari, kapasitas produksi yaitu 39 ton diolah dalam waktu 3 hari. Jadi dalam 1 hari bahan baku yang diolah adalah 13 ton per hari akan dihasilkan rendemen 1,3 ton etanol / hari dengan kadar etanol fermentasi 19,5 %.
BEP untuk produksi etanol berdasarkan hasil scale up adalah Rp. 3.211,- perliter dengan asumsi harga jual Rp. 6.000,-. Nilai waktu pengembalian modal (POT ) adalah 2,96 tahun dan ROI 0,33 %.

Kata Kunci : Ubi kayu, Fermentasi, Scale Up, Rendemen.


ABSTRACT
Energical crisis Indonesia happening since five years ago caused the emerge of using alternative source of energys one of them is bioetanol. Wonogiri regency is the third biggest producer of cassava in Indonesia that has a potency to produce bioetanol. This study is aimed to fine and the yield of cassava from Wonogiri regency used as the process scale up.
Scale up in bioetanol industry in Wonogiri was started with etanol fermentation with cassava as the raw material in laboratory to obtain maximum production. The data from Dinas Pertanian and BKS revealed that the total production of this regency is 11.635,3 ton per year.
From the research of alcohol fermentation with cassava as raw material with mass variation resulted the average production as follows.
Y = 46,4348 + 32.1869 X + 19,885197 X2

From that equivalent it showed D with minus valve, this the maximum production is unlimited. Wonogiri has potential to develop industries based on agriculture especially from biomass up to bioetanol. The economical account with yield 13 % revealed that BEP of production is 35.060 liter / year and BEP of price is Rp 3.702 perliter. Both of BEP can be accepted because it is planned that a company can produce 66.300 liter per year and the price of bioetanol 95 % is stable in Rp. 7.000 up to Rp. 7500.


Key words : Cassava, Fermentation, Scale up, Yield.